Jika tingkat BOR rumah sakit rendah, maka dapat berdampak pada tingkat pendapatan yang menurun dan kurangnya pemanfaatan fasilitas yang ada. Selain itu, jika tingkat BOR rendah terjadi secara terus-menerus, rumah sakit dapat mengalami kesulitan dalam memenuhi tanggung jawab sosialnya untuk memberikan layanan kesehatan yang memadai kepada Dalam merencanakan kebutuhan perbekalan farmasi di rumah sakit dapat menggunakan beberapa metode, di antaranya yaitu: 1. Kombinasi metode ABC dan metode VEN (Modeong N, dkk, 2013) Analisis kombinasi ABC dan metode VEN merupakan pengelompokan jenis obat yang termasuk kategori A dari analisis ABC adalah benar-benar jenis obat yang diperlukan Cara menghitung LD yaitu dengan menghitung selisih antara tanggal pulang (keluar dari rumah sakit, hidup maupun mati) dengan tanggal masuk rumah sakit. Dalam hal ini, untuk pasien yang masuk dan keluar pada hari yang sama – lama dirawatnya dihitung sebagai 1 hari dan Pasien yang belum pulang atau keluar belum bisa dihitung lama dirawatnya Titik pertemuan pada Grafik Barber Johnson Rumah Sakit Umum Rajawali Citra tahun 2016-2017 antara BOR, LOS, TOI, dan BTO berada di luar daerah efisiensi. Pada tahun 2016 nilai BOR 54,2 %, LOS 2,89 hari, TOI 2,44 hari, dan BTO 68,2 kali. Sedangkan pada tahun 2017 nilai BOR 53,9 %, LOS 2,75 hari, TOI 2,35 hari, dan BTO 71,3 kali. Rumus : BTO = Jumlah pasien keluar (hidup + mati) / Jumlah tempat tidur Parameter Depkes RI, 2005 adalah 40-50 kali. NDR (Net Death Rate) NDR menurut Depkes RI (2005) adalah angka kematian setelah pasien dirawat di RS lebih dari 48 jam dibandingkan dalam 1000 penderita keluar. Ini salah satu indikator mutu pelayanan di rumah sakit. Rumus : iD45k.

rumus bor rumah sakit dan contohnya